01.01 -
No comments
Kampoeng Dolanan Nusantara
Kampoeng Dolanan Nusantara
Menikmati makan siang di Kampung
Dolanan Nusantara sungguh mengasyikkan. Menunya berbeda dengan restoran atau
bahkan menu warung kaki lima sekalipun. Mau tahu? Ini dia.
Nasi yang terhidang di dalam
bakul anyaman bambu yang dialas daun pisang terdiri atas tiga jenis: nasi beras
merah, nasi beras putih, dan nasi jagung. Ketiganya ditata di atas meja bambu.
Di sampingnya ada tiga macam sayur: lodeh, sup, tumisan sawi ( lebih mirip cap
cay). Sayuran ini dihidangkan dalam panci yang terbuat dari tanah. Beralih ke
meja bambu berikutnya ada urap, sambal, dan ikan asin goreng. Ikannya kecil
berbalut tepung. Seterusnya tentu saja ada tahu, tempe, dan kerupuk. Semuanya
tersaji dalam wadah anyaman bambu kecuali kerupuk.
Wadah makannya juga berbeda.
Terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut lalu dialas daun pisang. Pada
bagian bawah ada lingkaran juga dari bambu agar wadah itu bisa didudukkan.
Wadah makan lainnya berupa piring kaleng tempo dulu begitu pula dengan wadah
minum. Semuanya berasal dari masa lalu.
Di Kampung Dolanan ini saya
menikmati minuman yang berasal dari air nira segar. Rasanya manis menyegarkan.
Sssssssssssssttttt. Saya menuangnya ke botol minum saya. Nama minumannya kalau
tidak salah Legen. Dihidangkan dalam
kendi.
Beranjak ke sisi lain, pencuci
mulut. Di sana ada rak bambu. Beberapa pilihan makanan penutup terhidang.
Semuanya masih menggunakan wadah dari anyaman bambu. Ada singkong rebus manis.
Rasanya yummi, istimewa. Ada juga kacang rebus, juga penganan daerah yang
terbungkus daun lontar (lupa menanyakan namanya). Rasanya enak juga. Manis
karena ada campuran gula jawa. Pada rak
bagian bawah tersedia potongan buah-buahan. Berikutnya juga ada aneka kerupuk
sebagai cemilan. Saya mencoba kerupuk singkong. Rasanya gurih, renyah,
dannnnnnn bungkuuuuusssssssss. Eiiiittt jangan salah. Bungkusnya tidak banyak-
banyak. Sepuluh keping. Kan sudah dibayar semua. Ini tentang makan siang di
Kampung Dolanan Nusantara.
Selain tentang makan siang yang
berbeda, pemandangan yang ada juga berbeda. Di tempat ini kita akan menemui
sejumlah permainan tradisional yang dulu pernah ada di kampung-kampung kita.
Ada jungkat-jungkit terbuat dari bambu. Ada ayunan. Ada sepeda Ontel, Engrang, dan
banyak lagi. Semuanya permainan tradisional.
Pengunjung boleh mencobanya. Ada juga balai bambu beralas tikar pandan.
Pondokan-pondokan kecil ada di sekitarnya juga terbuat dari bambu dari beratap ijuk.
Di kawasan itu terdapat satu bangunan bambu sebagai tempat menjual cendera mata. Apa saja yang ada di dalamnya? Woooooooooooooow. Semuanya permainan tradisional. Ada bedil-bedilan, aneka gasing, congklang, ketepel, seruling, aneka layangan, aneka mobilan dari kayu, dan lain-lain, dan lain-lain. Banyak ragam permainan tradisional dari nusantara. Semuanya mengingatkan kita pada kekayaan budaya masa lalu. Sungguh senang menikmati pemandangan bernuansa khas nusantara di masa lalu. Tapi saya menikmati sesuatu yang bercita modern di sudut hamalan belakang. Toilet. Ya, toiletnya bernuansa modern? Menurut saya ini melawan konsep. Tapi entahlah, mungkin belum ditemukan konsep toilet bernuansa tradisional.
Di kawasan itu terdapat satu bangunan bambu sebagai tempat menjual cendera mata. Apa saja yang ada di dalamnya? Woooooooooooooow. Semuanya permainan tradisional. Ada bedil-bedilan, aneka gasing, congklang, ketepel, seruling, aneka layangan, aneka mobilan dari kayu, dan lain-lain, dan lain-lain. Banyak ragam permainan tradisional dari nusantara. Semuanya mengingatkan kita pada kekayaan budaya masa lalu. Sungguh senang menikmati pemandangan bernuansa khas nusantara di masa lalu. Tapi saya menikmati sesuatu yang bercita modern di sudut hamalan belakang. Toilet. Ya, toiletnya bernuansa modern? Menurut saya ini melawan konsep. Tapi entahlah, mungkin belum ditemukan konsep toilet bernuansa tradisional.
Ini catatan saya saat berkunjung
ke Kampung Dolanan Nusantara. Sebuah Wahana Permaianan Tradisional, menyuguhkan
pemandangan yang berbeda. Kampung ini terletak di Jawa Tengah. Kami singgah
makan siang lalu melanjutkan perjalanan ke Borobudur.
0 komentar:
Posting Komentar